AROMATISASI
Nesya el Hikmah
Universitas Jambi
Aromatisitas adalah sebuah sifat
kimia dimana sebuah cincin terkonjugasi yang ikatannya terdiri dari ikatan tak
jenuh senyawa tunggal atau orbit kosong menunjukan stabilitas yang lebih kuat
dibandingkan stabilitas sebuah sistem yang hanya terdiri dari konjugasi.
Aromatisitas juga bisa dianggap sebagai manifestasi dari delokalisasi siklik
dan resonansi. Hal ini biasanya dianggap terjadi karena
elektron-elektron bisa berputar di dalam bentuk susunan lingkaran atom-atom yang bergantian
antara ikatan kovalen tunggal dan ganda. Ikatan-ikatan ini bisa dipandang
sebagai ikatan hibrida (campuran) antara ikatan tunggal dan ikatan ganda, setiap ikatan-ikatan ini adalah
sama (identis) dengan ikatan yang lainnya. Model cincin aromatis yang umum
dipakai, yaitu sebuah cincin benzena (cyclohexatriena) adalah terbentuk dari
cincin beranggota enam karbon yang bergantian. Model benzena terdiri
dari dua bentuk resonansi, yang menggambarkan ikatan covalen tunggal dan ganda
yang bergantian posisi. Benzena adalah sebuah molekul yang lebih stabil
dibandingkan yang diduga tanpa memperhitungkan delokalisasi muatan.
Golongan hidrokarbon aromatik yang terdapat
dalam minyak bumi adalah
benzena.
Benzena merupakan sikloheksena
yaitu senyawa
siklik yang memiliki ikatan rangkap dua aromatik dengan rumus struktur C6H12.
Benzena dilambangkan dalam dua bentuk, yang pertama adalah struktur Kekulé dan
yang lainnya adalah heksagon dengan lingkaran di dalamnya untuk menggambarkan
adanya resonansi ikatan Ê‹ atau
distribusi elektron yang tersebar merata didalam cincin benzena.
Adanya ikatan rangkap
dua pada senyawa sikloheksena ini menunjukkan bahwa benzena termasuk
hidrokarbon tidak jenuh, namun pada
umumnya benzena tidak berperilaku seperti senyawa tak jenuh. Turunan dari senyawa
benzena terjadi karena salah satu atom hidrogen dalam ring benzena diganti atau
disubstitusi oleh atom atau gugus lain. Senyawa-senyawa tersebut meliputi
touluen adalah benzena yang mengandung gugus metil, apabila mengandung gugus
halogen dinamakan halobenzena. Sedangkan yang mengandung gugus hidroksi dan
gugus nitro secara berurutan dinamakan fenol dan nitrobenzena.
Dalam bereaksi, benzena
tidak mengalami reaksi adisi karena cincin benzena stabil, hal ini berbeda
untuk senyawa-senyawa yang memiliki ikatan rangkap. Misalnya, benzena tidak
mengalami reaksi adisi layaknya senyawa alkena dan alkuna. Dan reaksi utama
dari benzena adalah reaksi substitusi. Benzena dapat di
hidrogenasi menghasilkan suatu sikloalkana dengan bantuan katalis logam. Senyawa
benzena akan mengalami reduksi dan akan menerima atom H, dengan cara melepaskan
ikatan rangkapnya. Reaksi ini tidak berlangsung sederhana namun memerlukan
katalisator logam khususnya platina atau nikel.
Benzena merupakan
senyawa organik yang sangat beracun bagi manusia dan dapat menyebabkan
kerusakan hati. Namun toluena jauh kurang beracun, meskipun bukan tidak
berbahaya. Hal ini disebabkan karena perbedaan senyawa intermediet yang
dihasilkan pada saat akan dibongkar
dalam tubuh. Untuk toluen
menghasilkan senyawa intermediet asam benzoat yang dapat diekskresikan, sehingga tidak
akan menimbulkan masalah kesehatan.
Reaksi
aromatisasi merupakan dua reaksi yang secara langsung bertanggung jawab dalam memperkaya nafta dengan aromatik adalah
dehidrogenasi naftena dan dehidrosiklisasi parafin. Reaksi pertama dapat
diwakilkan dengan dehidrogenasi sikloheksana menjadi benzena.
Selanjutnya reaksi
aromatisasi kedua adalah dehidrosiklisasi parafin menjadi aromatik. Contohnya n-heksana
mewakili reaksi berikut ini :
Pertanyaan :
1. Jelaskan aromatisasi atau tahapan pembentukan senyawa aromatik dari dehidrosiklisasi parafin pada gambar diatas !
1. Jelaskan aromatisasi atau tahapan pembentukan senyawa aromatik dari dehidrosiklisasi parafin pada gambar diatas !
2. Syarat apa saja yang
mampu menjadikan suatu senyawa melakukan aromatisasi ?
3. mengapa benzen dapat
melakukan aromatisasi ?
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, 2009. Kimia Organik Fisis I.Program Studi
Kimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Hasanuddin.
Terimakasih untuk materinya..
BalasHapusSaya ingin penjawab soal pertama.
Pertama tama terjadi dehidrogenasi molekul heksana sehingga menghasilkan 1 heksena.. kemudian siklo heksena terhidrogenasi membentuk benzena.
Terimakasih untuk materinya
BalasHapusMenurut literatur Syarat-syarat Aromatisitas
Molekul harus berbentuk siklik.
Setiap atom pada cincin tersebut harus mempunyai orbital π, membentuk sistem berkonjugasi.
Molekul haruslah planar.
Jumlah elektron π molekul haruslah ganjil dan memenuhi kaidah Huckel: (4n+2) elektronπ.
Molekul-molekul yang mengandung 4n elektron π adalah antiaromatik.
Karena benzene mempunyai Orbital π yang membentuk sistem berkonjugasi
BalasHapus2. Memenuhi hukum Huckel, punya orbital phi membentuk sistem terkonjugasi, planar.
BalasHapus3. Karena benzen memenuhi semua syarat aromatisasi.
Menurut literatur Syarat-syarat Aromatisitas
BalasHapusMolekul harus berbentuk siklik.
Setiap atom pada cincin tersebut harus mempunyai orbital π, membentuk sistem berkonjugasi.
Molekul haruslah planar.
Jumlah elektron π molekul haruslah ganjil dan memenuhi kaidah Huckel: (4n+2) elektronπ.
Molekul-molekul yang mengandung 4n elektron π adalah antiaromatik.